“Jangan menyerah, nak, karena ibu juga tak akan pernah menyerah. Berikan ibu kesempatan sekali lagi untuk mencintai dan memanjakan dirimu, nak. Tolong jangan menyerah.”
Kalimat di atas terucap dengan lirih dari mulut seorang ibu yang bayinya yang berusia sekitar dua tahun yang terbaring koma di sebuah rumah sakit di Cina.
Ya, tentu kita semua tahu tentang tragedi kecelakaan yang akhirnya menewaskan balita bernama Wang Yue. Kejadian yang tragis ini bahkan sampai detik ini masih mengundang kemarahan dunia karena sikap tak peduli yang ditunjukkan oleh 18 orang yang melewati tubuhnya yang tak berdaya.
Aku tidak ingin membahas tentang perasaanku mengenai kedelapan belas orang tersebut. Sama seperti ibu dari Wang Yue yang membiarkan orang-orang tersebut menilai dirinya sendiri, aku juga demikian. Di sini aku ingin membahas bagaimana perasaan seorang ibu yang tetap menaruh harapan agar anaknya tidak menyerah. Agar sang anak tetap berjuang meskipun dokter-dokter ahli telah memberikan pilihan untuk menghentikan sambungan alat-alat yang menopang kehidupan sang anak. Aku bicara tentang semangat yang terus dikumandangkan sang ibu agar sang anak tetap berjuang sampai akhir, meskipun pada akhirnya memang tuhan punya rencana yang lebih indah bagi mereka.
Melihat ketegaran sang ibu, aku seperti ditampar oleh sikapku kepada mama satu tahun terakhir ini. Aku tahu bahwa mama mengandungku selama sembilan bulan di dalam rahimnya. Aku juga tahu bahwa mama sangat menderita di awal-awal kehamilannya mengandung aku. Mual berkepanjangan yang membuat mama tersiksa, larangan makanan favorit mama demi kesehatanku, fisik mama yang berubah menjadi jelek karena kehamilannya, semua itu aku sangat tahu. Ketika banyak orang bercerita betapa stresnya mama saat aku lahir karena tangisku yang tak henti, aku juga tahu akan hal itu. Bahkan aku juga tahu ketika puting mama luka dan pecah karena gigitanku ketika menyusui. Aku juga masih ingat ketika mama menangis saat aku dibawa tetangga tanpa seijin mama. Dan satu hal yang sampai detik ini kuingat, aku tahu ketika mama merawatku, mengajakku bermain, dan beliau tanpa henti tetap berjuang membantu papa mencari nafkah demi membeli susu untuk kakak dan aku.
Pertanyaan yang sangat sederhana lalu muncul di kepalaku. Ya, aku sangat mengetahui semua hal tersebut di atas, tapi apakah aku memahaminya?
TIDAK. Bahkan sampai hari ini aku masih juga menyakiti hati mama dengan kata-kataku. Aku juga masih membuat mama menangis ketika mama lebih memilih untuk tinggal dengan kakak dibandingkan tinggal denganku. Aku membuat mama terdiam tanpa kata ketika aku menilai mama tidak sayang sama aku dan sejak dulu lebih sayang pada kakakku. Aku masih membuat mata mama berkaca-kaca ketika makanan yang ia masak khusus untukku tidak kusentuh sama sekali, SAMA SEKALI.
Aku tidak memahami ketika aku memaksa mama untuk datang (bukannya aku yang mengunjunginya) itu berarti membuat mama terpaksa menahan sakit kepala berhari-hari akibat mabok naik mobil menuju rumahku. Aku juga tidak memahami bahwa ketika akhirnya mama datang dan menginap, mama lebih banyak tertidur karena kelelahan dan tidak sempat mendengarkan ocehanku yang isinya keluhan pekerjaan dan tugas kuliah.
JANGAN MENYERAH. Dua kata yang kembali membuatku tersadar bahwa aku tak layak menyakiti mama seperti ini. Dua kata yang selalu mama ucapkan ketika aku berkeluh kesah. Mama yang selalu memompa semangatku untuk melakukan apapun yang aku mau. Mama yang selalu memintaku untuk tetap berjuang hingga akhir ketika aku memulai segala sesuatu. Dan bahkan mama tidak pernah menyerah untuk menungguku kembali dengan aku yang dulu, meskipun kata-kata kasar keluar dari mulutku.
Aku tidak memahami kasih mama yang tak berujung. Tak pernah memahami betapa mama selalu memaafkan kesalahanku dan melupakan semuanya.
Tidak, ma. Kali ini aku juga tidak akan menyerah. Sama seperti mama yang tak pernah menyerah untuk terus memperjuangkan kebaikanku, aku juga akan memperjuangkan kebaikanku sendiri. Aku terlalu mencintai mama untuk melihat mama merasa serba salah ketika harus memilih kakak atau aku. Aku terlalu mengasihi mama untuk melihat mata mama kembali berkaca-kaca melihat sikap kasarku.
Tidak, ma. Biarkan kali ini aku yang akan berjuang. Memperjuangkan segala cara agar aku dapat memahami bahwa aku begitu menyayangi mama sehingga aku tak layak menuntut kasih yang lebih dari yang bisa mama berikan.
Demi sembilan bulan di dalam kandungan mama. Demi dua tahun air susu ibu yang mama selalu berikan. Dan demi 32 tahun kehidupan yang telah mama berikan. Aku akan berjuang untuk selalu mencintai dan menyayangi mama. Aku tak akan pernah menyerah, ma.
Tulisan kakak membuat aku tersadar karena terkadang aku merasa terlalu memiliki mamaku sehingga tidak memperhatikan perasaannya lagi ketika yang tak sepantasnya keluar dari mulutku…
jia you!!! buat kak Jo… 🙂
yup….rasanya terlalu banyak kita menyakiti ibu kita seumur hidup kita ini….
Tak kuduga, ternyata kak Jo itu sering marah2 sama mamah?
Jangan keseringan sensi gak menentu gitu ntar kena tulah bisul baru deh nyesal 😀
Yups, aku juga pernah ngambek ama nyokap, sekarang sih dah jarang banget. Waktu masih kecil pun jarang sebenernya, soalnya pas tiba waktu makan kan laper banget langsung otomatis lupa kalo lagi marahan n ceritanya mau sok2an mogok makan wkwkkwkwk
Biasanya kalo dah kenyang baru ingat lagi 😛
Jo tulisanmu bikin aku kangen bundaku…banyak rasa bersalah menyesakanku…its been a years and a half away for her…she sacrifice all for me to reach this level, encouraging me to achieve my dreams….she is grandissima madre …. nakalnya aku manjanya aku kurang ajarnya aku … bagi belio aku tetap putri tersayangnya. I love you so much bunda ku.
@Della, terima kasih 🙂
@Annath, gak akan bisa terbayar lunas sepertinya ya? 🙂
@Sweet, oh jangan salah. Jo itu emang gampang marah kok 🙂 Tanya aja sama yang kenal lama sama aku 😉
@Riss, bunda kamu pasti bangga sama kamu 🙂 SAlam kenal ya 🙂
Hhmmm aku udah tanya sana sini
Emang bener sih rata2 mereka bilang kak Jo gampang marah2 apalagi kalo lagi PMS (mudah2an sekarang gak lagi PMS ya Tuhan..)
Yg di maksud mereka ini adalah orang2 yg ngakunya kenal banget sama kakak
ada sekitar 100 orang, jadi akurat ya hehehehe
**peaceeeeee
Eh lupa, salam kenal kak Jo
Sering update dooong 😀
hehehe…baru baca komen ku lagi banyak salah ketik T.T… selalu…
salam kenal Jo nice blog.
terharu dan menyentuh sekali tulisannya…
so sweet jo… 🙂
Iseng2 baru maen ke “rumahmu“ , Jo. Ternyata kamu suka marah2? Yeah, sisi lain dari seorang Jo. Tapi nggak mengurangi kekagumanku sama kamu. 🙂
jadi nangisss……………..
hm….
Meski sudah cukup lama,aku tak sempat beri komentar tulisanmu,Jo..
Namun, aku sangat salut dan berdo’a,semoga kamu mampu membuat mamamu terkasih,tersenyum bahagia ..selalu..
Amin..
*dw*
Jadi nangis ..
aku banget deh pengen cepet samperin mama n meluk dia,bilang dia kalaw aku sayang mama
emaakkk… *srot*
*lapingus*
Thanks for sharing Kak. Bikin dapet inspirasi bikin tugas plus merenung. Thumbs up. Salam kenal Kak Jo. Pertama kali bertamu dan ska tulisan Kak Jo ^^